Penulis : James Dashner
50
Selama beberapa saat, tak seorang pun berbicara, dan Thomas
hanya melihat wajah-wajah berekspresi kosong. Dia merasakan butir-butir
keringat di dahinya, membuat licin tangannya; anak itu takut untuk melanjutkan.
Newt tampak benar-benar tercengang dan akhirnya memecah
keheningan. “Apa maksudmu?”
“Ya, pertama-tama ada sesuatu yang ingin kusampaikan.
Tentang aku dan Teresa. Gally mempunyai alasan menuduhku atas banyak hal, dan
penyebab semua orang yang telah melewati proses Perubahan mengenaliku.”
Anak itu menunggu pertanyaan yang muncul—atau berbagai
komentar—tetapi ruangan itu sunyi senyap.
“Teresa dan aku ... berbeda,” dia meneruskan. “Kami adalah
bagian dari Percobaan-Percobaan Maze
sejak awal—tapi itu bertentangan dengan keinginan kami, aku bersumpah.”
Minho akhirnya membuka mulut. “Thomas, apa maksud
perkataanmu?”
“Teresa dan aku dulu dimanfaatkan oleh para Kreator. Jika
kalian berhasil mendapatkan seluruh ingatan itu, kalian mungkin ingin membunuh
kami. Tapi, aku harus mengatakan hal ini langsung kepada kalian untuk
menunjukkan bahwa kami bisa dipercaya saat ini. Jadi, kalian akan memercayaiku
saat kukatakan satu-satunya jalan keluar dari sini.”
Dengan cepat Thomas memandangi satu per satu wajah para
Pengawas, ragu jika mereka mau mengerti apabila dia mengatakannya. Namun, dia
tahu dirinya harus menyampaikannya. Harus.
Thomas menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, “Teresa
dan aku membantu merancang Maze ini.
Kami ikut menciptakan semuanya.”
Semua orang tampak terlalu kaget untuk memberi tanggapan.
Sekali lagi wajah-wajah terpana menatap Thomas. Anak laki-laki itu menyadari
mereka tidak mengerti ataupun tak memercayainya.
“Lalu, apa artinya itu?” akhirnya Newt bertanya. “Kau baru
berumur enam belas tahun. Bagaimana mungkin kau menciptakan Maze?”
Thomas sendiri tak memungkiri dirinya sedikit ragu—tetapi
dia yakin pada ingatannya. Meskipun terdengar gila, dia tahu itu benar. “Kami
... cerdas. Dan, kurasa itu bagian dari Variabel. Tapi, yang terpenting adalah
Teresa dan aku memiliki semacam ... bakat yang membuat kami berharga saat
mereka merancang dan membangun tempat ini.” Thomas mengakhiri kata-katanya,
menyadari bahwa semuanya pasti terdengar tak masuk akal.
“Katakanlah!” bentak Newt. “Beri tahu kami!”
“Kami berdua telepatis!
Kami bisa bilang berbicara di dalam kepala!” Mengatakannya dengan lantang
hampir membuat anak itu merasa malu, seolah dia baru saja mengakui bahwa
dirinya adalah pencuri.
Newt mengerjap terkejut, seorang anak lain terbatuk.
“Tapi, dengarkan aku,” Thomas melanjutkan, buru-buru membela
diri. “Mereka memaksa kami untuk
membantu. Aku tidak tahu alasan ataupun caranya, tapi mereka melakukannya.” Dia
terdiam sejenak. “Mungkin ini untuk melihat apakah kami bisa mendapatkan
kepercayaan kalian meskipun merupakan bagian dari mereka. Barangkali kami
dimaksudkan menjadi orang yang memecahkan jalan keluar dari sini. Apa pun
alasannya, dengan Peta-Peta kalian kita menemukan kode itu dan kita harus
menggunakannya sekarang.”
Thomas memandang ke sekeliling, dan sungguh mengejutkan
serta mengherankan, tak seorang pun terlihat marah. Sebagian besar Glader tetap
memandangnya dengan tatapan kosong atau menggelengkan kepala heran serta tak
percaya. Dan, dengan alasan yang ganjil, Minho justru tersenyum.
“Itu semua benar, dan aku minta maaf,” Thomas melanjutkan.
“Tapi, kuberi tahu kalian—aku sekarang berada di pihak yang sama dengan kalian.
Teresa dan aku dikirim kemari seperti anak-anak yang lain, dan kami juga bisa
mati dengan mudah. Tapi, para Kreator sudah cukup banyak mengamati—kini saatnya
untuk tes terakhir. Aku berpikir bahwa aku membutuhkan proses Perubahan untuk
melengkapi bagian terakhir dari teka-teki itu. Jadi, aku ingin kalian
mengetahui kebenarannya, mengetahui bahwa masih ada kesempatan bagi kita untuk
melakukannya.”
Newt menggeleng-gelengkan kepala, menatap lantai. Kemudian,
dia mendongak, memandang para Pengawas yang lain. “Para Kreator—orang-orang itu
yang melakukan semua ini kepada kita, bukan Tommy dan Teresa. Para Kreator.
Dan, mereka akan menyesal.”
“Terserahlah,” kata Minho, “siapa yang peduli tentang semua
itu—sekarang lanjutkan saja dengan cara meloloskan diri.”
Tenggorokan Thomas tercekat. Dia merasa sangat lega hingga
sulit berbicara. Tadinya dia mengira mereka akan sangat marah mendengar
pengakuannya, atau melemparnya dari Tebing. Hal-hal tambahan yang akan
dikatakannya kini jauh lebih mudah untuk disampaikan. “Ada sebuah komputer di
suatu tempat yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Kode itu akan membuka
sebuah pintu untuk kita keluar dari Maze.
Pintu itu juga menghalangi para Griever hingga mereka tak bisa mengikuti
kita—jika kita bisa bertahan hidup cukup lama untuk mencapainya.”
“Suatu tempat yang belum pernah kami lihat sebelumnya?” tanya Alby. “Memangnya kau kira apa yang kami
lakukan selama dua tahun ini?”
“Percayalah, kalian belum pernah sampai di bagian itu.”
Minho berdiri. “Ya, di manakah letaknya?”
“Ini hampir seperti bunuh diri,” kata Thomas, sadar bahwa
dia enggan mengatakannya. Semuanya. Tes terakhir.” Dia ingin memastikan
teman-temannya mengerti taruhan yang harus dibayar. Kemungkinan semua orang
akan bertahan hidup adalah sangat kecil.
“Jadi, di mana tempatnya?” tanya Newt. Memajukan tubuh di
kursinya.
“Di atas Tebing,” jawab Thomas. “Kita harus melewati Lubang
Griever.”[]
No comments:
Post a Comment